Hukum
Jagung meningkatkan keuntungan dan kekuatan politik yang terkait dengan
kepemilikan tanah. Undang-undang menaikkan harga makanan dan biaya hidup bagi
publik Inggris, dan menghambat pertumbuhan sektor ekonomi Inggris lainnya,
seperti manufaktur, dengan mengurangi pendapatan yang bisa dibuang dari publik
Inggris. Rangkuman model corn law memungkinkan kita untuk mengekplorasi
efisiensi, ketidaksetaraan, dan hubungan diantara mereka dalam pengaturan yang
sangat sederhana, dan memungkinkan kita untuk melihat berbagai institusi
ekonomi membangun hubungan seperti pengusaha dan karyawan, peminjam dan pemberi
pinjaman, dan lainnya.
Ricardo
(bersama Malthus) mengembangkan hukum pendapatan yang menurun atau berkurang.
Ricardo mengembangkan hukum ini pada 1815 dalam bukunya yang berjudul Essay On
The Influence Of Law Price Of Corn On The Profits Of Stock. Pendekatan yang
dipakai nya merupakan benih bagi teorisasi abstrak yang dipakai dalam
Principles yang terbit pada 1817. Tesis utama Ricardo adalah kelangkaan tanah
akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Dalam mengembangkan “model jagung” ini,
Ricardo menggunakan sejumlah asumsi sederhana. Pertama, dia mengasumsikan satu
pertanian besar memproduksi jagung (corn). (di inggris, istilah “corn” berarti
pula gandum dan hasil pertanian lainnya). Kedua, dia mengasumsikan upah tetap
riil yang konstan (setelah inflasi) berada pada level subsiten, berdasarkan
“hukum besi upah” yang dianut oleh Malthus dan Ricardo. Ketiga, dia
mengasumsikan capital tetap, satu sekop per pekerja untuk memproduksi hasil
jagung. Oleh karena itu, dalam model jagung Ricardo ini, semua input (tanah,
tenaga kerja, dan capital atau modal) dikaitkan dengan harga jagung. Saat
tenaga kerja bertambah, diperlukan pula tambahan tanah untuk mendapatkan
tambahan hasil-sebab tanah yang sudah dipakai berkurang kesuburannya atau
produktivitasnya.
Bahkan
jika ditambahkan lagi tenaga kerja dan modal untuk kuantitas tanah yang
sama,akan tetap sama atau tidak bertambah. Akibatnya adalah output bersih akan
menurun, dan pertumbuhan ekonomi merosot. Dalam karya utamanya, On The
Principles Of Political Economy And Taxation (1817), Ricardo mengganti “model
jagung” satu sector yang sederhana ini dengan model tiga sector, tetapi
argument dan hasilnya sama : menurunnya pendapatan per acre. Untuk menunda atau
membalikkan hasil yang buruk ini, Ricardo mengecam corn law, yakni restriksi
dan tariff yang dikenakan pada produk pertanian di Inggris. Dengan mengimpor
lebih banyak jagung [atau hasilpertanian lainnya] dan menurunkan harga, para
petani dapat menurunkan upah, menikmati keuntungan yang lebih banyak, memicu
lebih banyak investasi, dank arena itu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang
lebih tinggi. Konsekuensinya, Ricardo menjadi pendukung perdagangan bebas dan
penentang Corn Law
Ricardo
mendukung perdagangan bebas semasa perdebatan corn law pada 1813-1815, tetapi
kontribusinya yang terpenting untuk perdagangan bebas muncul beberapa tahun
kemudian ketika dia mengembangkan hukum keuntungan komparatif di babVII dari
Principles (1817). Hukum ini menyatakan bahwa “Perdagangan Bebas Akan
Menguntungkan Kedua Belah Pihak, Dan Yang Paling Mengejutkan Adalah Perdagangan
Bebas Akan Membuat Satu Negara Melakukan Spesialisasi Meskipun Suatu Negara Memiliki
Keuntungan Absolute Dalam Produk Tertentu”.
Sumber
Priyono
dan Zaenudin Ismail. (2012). Teori Ekonomi. Surabaya: Dharma Ilmu.
Comments
Post a Comment